Formaldehida
Senyawa kimia formaldehida (juga disebut metanal, atau formalin),
merupakan aldehida dengan rumus kimia H2CO, yang
berbentuknya gas, atau cair
yang dikenal sebagai formalin, atau padatan yang dikenal sebagai paraformaldehyde
atau trioxane. Formaldehida awalnya disintesis oleh kimiawan Rusia
Aleksandr Butlerov tahun 1859, tapi
diidentifikasi oleh Hoffman tahun 1867.
Pada umumnya,
formaldehida terbentuk akibat reasi oksidasi katalitik pada metanol. Oleh sebab itu, formaldehida bisa
dihasilkan dari pembakaran bahan yang mengandung karbon dan terkandung dalam asap pada kebakaran hutan, knalpot mobil,
dan asap tembakau. Dalam atmosfer bumi, formaldehida dihasilkan dari
aksi cahaya matahari dan oksigen terhadap metana dan hidrokarbon lain yang ada di atmosfer.
Formaldehida dalam kadar kecil sekali juga dihasilkan sebagai metabolit kebanyakan organisme, termasuk manusia.
Sifat
Meskipun dalam
udara bebas formaldehida berada dalam wujud gas, tetapi bisa larut dalam air
(biasanya dijual dalam kadar larutan 37%
menggunakan merk dagang 'formalin' atau 'formol' ). Dalam air, formaldehida
mengalami polimerisasi dan sedikit sekali yang ada dalam bentuk monomer H2CO.
Umumnya, larutan ini mengandung beberapa persen metanol untuk
membatasi polimerisasinya. Formalin adalah larutan formaldehida dalam
air, dengan kadar antara 10%-40%.
Meskipun
formaldehida menampilkan sifat kimiawi seperti pada umumnya aldehida, senyawa
ini lebih reaktif daripada aldehida lainnya. Formaldehida merupakan elektrofil, bisa dipakai dalam reaksi substitusi aromatik elektrofilik dan sanyawa aromatik serta bisa
mengalami reaksi adisi elektrofilik dan alkena. Dalam
keberadaan katalis basa, formaldehida
bisa mengalami reaksi Cannizzaro, menghasilkan asam format dan metanol.
Formaldehida
bisa membentuk trimer siklik, 1,3,5-trioksana atau polimer
linier polioksimetilena. Formasi zat
ini menjadikan sifat-sifat gas formaldehida berbeda dari sifat gas ideal, terutama pada
tekanan tinggi atau udara dingin.
Formaldehida
bisa dioksidasi oleh oksigen
atmosfer menjadi asam format, karena itu larutan formaldehida harus ditutup serta diisolasi supaya
tidak kemasukan udara.
Produksi
Secara
industri, formaldehida dibuat dari oksidasi katalitik metanol.
Katalis yang paling sering dipakai adalah logam perak atau campuran oksida besi dan molibdenum serta vanadium. Dalam sistem
oksida besi yang lebih sering dipakai (proses Formox), reaksi metanol dan oksigen terjadi pada
250 °C dan menghasilkan formaldehida, berdasarkan persamaan kimia
Katalis yang
menggunakan perak biasanya dijalankan dalam temperatur yang lebih tinggi,
kira-kira 650 °C. dalam keadaan ini, akan ada dua reaksi kimia sekaligus yang menghasilkan formaldehida: satu seperti yang di atas,
sedangkan satu lagi adalah reaksi dehidrogenasi
Bila
formaldehida ini dioksidasi kembali, akan menghasilkan asam format yang sering ada dalam larutan formaldehida dalam kadar ppm.
Di dalam skala
yang lebih kecil, formalin bisa juga dihasilkan dari konversi etanol, yang secara
komersial tidak menguntungkan.
Kegunaan
Formaldehida
dapat digunakan untuk membasmi sebagian besar bakteri, sehingga
sering digunakan sebagai disinfektan dan juga sebagai bahan pengawet. Sebagai disinfektan, Formaldehida dikenal
juga dengan nama formalin dan dimanfaatkan sebagai pembersih; lantai,
kapal, gudang dan pakaian.
Formaldehida
juga dipakai sebagai pengawet dalam vaksinasi. Dalam bidang
medis, larutan formaldehida dipakai untuk mengeringkan kulit, misalnya mengangkat
kutil. Larutan dari
formaldehida sering dipakai dalam membalsem untuk mematikan bakteri serta untuk
sementara mengawetkan bangkai.
Dalam industri,
formaldehida kebanyakan dipakai dalam produksi polimer dan rupa-rupa bahan kimia. Jika digabungkan dengan fenol, urea, atau melamina, formaldehida
menghasilkan resin termoset yang keras. Resin ini dipakai untuk
lem permanen, misalnya yang dipakai untuk kayulapis/tripleks atau karpet. Juga dalam bentuk busa-nya sebagai insulasi. Lebih dari
50% produksi formaldehida dihabiskan untuk produksi resin formaldehida.
Untuk
mensintesis bahan-bahan kimia, formaldehida dipakai untuk produksi alkohol polifungsional
seperti pentaeritritol, yang dipakai untuk membuat cat bahan peledak. Turunan formaldehida yang lain adalah metilena difenil diisosianat, komponen
penting dalam cat dan busa poliuretana, serta heksametilena
tetramina, yang dipakai
dalam resin fenol-formaldehida untuk membuat RDX (bahan peledak).
Sebagai
formalin, larutan senyawa kimia ini sering digunakan sebagai insektisida serta bahan baku pabrik-pabrik resin plastik dan bahan peledak.
Daftar kegunaan formalin
- Pengawet mayat
- Pembasmi lalat dan serangga pengganggu lainnya.
- Bahan pembuatan sutra sintetis, zat pewarna, cermin, kaca
- Pengeras lapisan gelatin dan kertas dalam dunia Fotografi.
- Bahan pembuatan pupuk dalam bentuk urea.
- Bahan untuk pembuatan produk parfum.
- Bahan pengawet produk kosmetika dan pengeras kuku.
- Pencegah korosi untuk sumur minyak
- Dalam konsentrasi yang sangat kecil (kurang dari 1%), Formalin digunakan sebagai pengawet untuk berbagai barang konsumen seperti pembersih barang rumah tangga, cairan pencuci piring, pelembut kulit, perawatan sepatu, shampoo mobil, lilin, pasta gigi, dan pembersih karpet.
Penggunaan Formalin yang salah
Melalui
sejumlah survei dan pemeriksaan
laboratorium, ditemukan sejumlah produk pangan yang menggunakan formalin sebagai
pengawet. Praktek yang salah seperti ini dilakukan oleh produsen atau pengelola pangan yang tidak
bertanggung jawab. Beberapa contoh prduk yang sering diketahui mengandung
formalin misalnya
- Ikan segar : Ikan basah yang warnanya putih bersih, kenyal, insangnya berwarna merah tua (bukan merah segar), awet sampai beberapa hari dan tidak mudah busuk.
- Ayam potong : Ayam yang sudah dipotong berwarna putih bersih, awet dan tidak mudah busuk.
- Mie basah : Mie basah yang awet sampai beberapa hari dan tidak mudah basi dibandingkan dengan yang tidak mengandung formalin.
- Tahu : Tahu yang bentuknya sangat bagus, kenyal, tidak mudah hancur awet beberapa hari dan tidak mudah basi.
Pengaruh terhadap badan
Karena resin formaldehida dipakai dalam bahan
konstruksi seperti kayu lapis/tripleks, karpet, dan busa semprot dan isolasi,
serta karena resin ini melepaskan formaldehida pelan-pelan, formaldehida
merupakan salah satu polutan dalam ruangan yang sering ditemukan. Apabila kadar
di udara lebih dari 0,1 mg/kg, formaldehida yang terhisap bisa menyebabkan
iritasi kepala dan membran mukosa, yang menyebabkan keluarnya air mata, pusing, teggorokan serasa terbakar,
serta kegerahan.
Jika terpapar
formaldehida dalam jumlah banyak, misalnya terminum, bisa menyebabkan kematian.
Dalam tubuh manusia, formaldehida dikonversi menjadi asam format yang meningkatkan keasaman darah, tarikan napas menjadi pendek dan sering,
hipotermia, juga koma, atau sampai
kepada kematiannya.
Di dalam tubuh,
formaldehida bisa menimbulkan terikatnya DNA oleh protein, sehingga
mengganggu ekspresi genetik yang normal.
Binatang percobaan yang menghisap formaldehida terus-terusan terserang kanker dalam hidung dan tenggorokannya, sama juga dengan yang dialami oleh para pegawai pemotongan papan artikel.
Tapi, ada studi yang menunjukkan apabila formaldehida dalam kadar yang lebih
sedikit, seperti yang digunakan dalam bangunan, tidak menimbulkan pengaruh karsinogenik terhadap
makhluk hidup yang terpapar zat tersebut.
Pertolongan pertama bila terjadi keracunan akut
Pertolongan
tergantung pada konsentrasi cairan dan gejala yang dialami korban. Sebelum ke
rumah sakit, berikan arang aktif (norit) bila tersedia. Jangan melakukan
rangsangan agar korban muntah, karena akan menimbulkan risiko trauma korosif pada saluran cerna atas. Di rumah sakit biasanya tim
medis akan melakukan bilas lambung (gastric lavage), memberikan arang aktif (walaupun
pemberian arang aktif akan mengganggu penglihatan pada saat endoskopi). Endoskopi adalah tindakan untuk
mendiagnosis terjadinya trauma esofagus dan saluran
cerna. Untuk meningkatkan eliminasi formalin dari tubuh dapat dilakukan hemodialisis (cuci darah). Tindakan ini diperlukan bila korban menunjukkan tanda-tanda asidosis metabolik berat.